Friday 1 December 2017

Story Of MY LIFE : Jalur Ombakku


 
 
      Disini kesempatan kali ini saya mencoba untuk menulis kisah hidupku. Mungkin bagi kalian yang baca setelah mencoba membaca postingan ini ada yang mau berkomentar, ngasih kritik dan saranya. silahkan dengan senang saya akan menerimanya. Tetapi karena ini kali pertamanya saya membuat story of my life... mungkin bahasanya amburadul dan muter muter nggak karuan. but, dengan adanya blog ini saya bisa menyimpan storyku selama episode kehidupanku masih berlanjut. Oleh karena itu masukannya saya harap dari kalian. Silahkan Bully atau apalah bahasa saya dan Hidup saya. But, bullylah dengan tulisan yang sopan ya.....
 
Diselimuti perasaan bingung, takut, kesal yang tak bisa terbendung ketika hujan datang dikala sinar mentari ditelan alam keajaiban mempesona ini.

Kompas yang selama ini aku jadikan panutan, tuntunan jalur jalnku, penyemangat untuk menggapai sebuah mimpi kecil yang teramat dinantikan pencapaianya sewaktu dulu sampai hari itu terjatuh dan tenggelam di bawah laut biru nan dalam dan gelap gulita. Dikala itu juga terus ku coba mengambilnya dengan menyelam dan berenang mengambil tanpa kuperhatiakan cuaca dan kondisi pada waktu itu.

Tanpa kusadari badai datang tak diundang yang cukup membuat hati ini berdetak diikuti rasa campuraduk untuk mengambil kompasku. Tak cukup hanya itu saja, badai tersebut membawa bala temannya yaitu ombak laut yang tidak kusangka selama ini aku berkelana tidak pernah ombakku menyalahi jalurku. Dengan kecepatan dan keganasannya menerpa dan menikamku yang pada waktu itu keadaanku masih berada di bawah laut yang kulihat lewat bening dan jernihnya air laut itu. Dikala mulai tenang, kucoba melihat keatas air untuk memastikan sampanku. Terlihat mulai membaik, kucoba meneruskan kembali menemukan kompasku di bawah dasar laut. Sebelum mencapai dasar tanpa kusadari badai ombak gelombang dasar laut menyerangku dengan ganasnya dan membuatku down karena aku terengah- engah kekurangan nafasku dan energiku. secarik nefasku kusimpan untuk persdiaan pengambilan kompasku.

Aku masih terombang- ambingkan oleh badai itu. Aku nekad melawannya dengan harapan aku bisa keluar dari zona itu. Tapi naas, badai tidak bersahabat dan tidak mau berhenti dan saat itu aku mengandalkan tangan beserta tenagaku supaya harapan dan cita- citaku menungguku disana. Takdir mulai mengujiku lewat berbeda dengan ekspektasiku itu. Aku terjatuh dan terseret ombak dan tidak terduga di arah yang sama terdapat batu karang yang siap menabrak badan dan kepalaku. Saat terbentur aku tidak bisa apa- apa, kepalaku berdarah dan mengalir yang terlihat di depan mataku karena bercampur dengan dinginnya air laut. Seolah jalurku terhadang oleh ribuan zombie yang memnurunkan mental dan semangatku. Kuserahkan segalanya pada Tuhan-ku. Hati sanubariku berdetak dan berkata bahwa aku ada dan punya Iman tentang adanya Tuhan yang selalu berada disisiku........
     Bersambung.......